- Back to Home »
- Freedom
Posted by : Rizky Danar A
Rabu, 08 Mei 2013
Pemikiran Dale Carnegie tentang
Kebebasan dan Kebahagiaan
Ketika kita masih
anak-anak, segala hal terlihat mungkin. Dunia terbentang luas dan kita melihat
masa depan sebagai pengalaman yang menyenangkan. Kita bisa melakukan apa saja.
Saya percaya bahwa kehidupan merupakan
pengalaman, dan kebahagiaanmerupakan
keadaan alami dan dimana posisi kita seharusnya. Namun kita membiarkan banyak
hal merintangi kebahagiaan dan kebebasan kita. Dalam kehidupan kita, kita
menghadapi banyak tantangan dan sayangnya, seringkali kita membiarkan tantangan
tersebut merintangi jalan kita.
Dale Carnegie
merupakan salah asatu penulis buku favorit saya. Ia benar-benar mengetahui
seberapa menantangnya perjalanan yang kita lalui, dan ia menyediakan kita
dengan beberapa panduan untuk memasuki wilayah yang sedang kita coba masuki.
Berikut ini merupakan beberapa perangkap yang ia jabarkan menggunakan
kata-katanya sendiri. Perangkap-perangkap berikut dapat merampas kebahagiaan
dan kebebasan kita jika kita membiarkannya.
Keadaan
“Bukan apa yang anda
miliki, atau siapa diri anda, atau dimana anda berada, atau apa yang anda
lakukan yang membuat andabahagia. Namun apa
pemikiran anda.”
Ketika Viktor Frankl
mengalami penderitaan yang amat sangat mendalam ketika ia berada di kamp Nazi,
ia menemukan bahwa bukan dunia luar yang membuat anda merasa bahagia atau
tidak; melainkan apa yang anda pikirkan dalam kepala anda. Sudut pandang
Frankl, yang ia tulis dalam buku “Man’s Search for Meaning” adalah kita semua
bertanggung jawab atas pengalaman hidup kita. Dari Buddha yang mengatakan “kita
adalah hasil pemikiran kita sendiri”, hingga Earl Nightingale yang dalam
bukunya “The Strangest Secret” menulis bahwa “anda akan menjadi seperti yang
anda pikirkan”, ratusan bahkan ribuan penulis dan pemikir telah mengutarakan
hal yang sama. Andalah yang mengendalikan diri anda sendiri; sehingga jangan
berikan kekuatan anda kepada orang lain.
Kritik
”Setiap orang bodoh
bisa mengkritik, mengutuk, dan mengeluh – dan kebanyakan orang berbuat
demikian.”
Orang seringkali
mengkritik anda karena membuat kekeliruan dalam melakukan sesuatu atau
melakukan kesalahan. Saya terbiasa menerima kritikan dan menganggap serius
kritik-kritik tersebut. Namun ketika saya benar-benar menerima fakta bahwa saya
tidak sempurna dan bahwa saya juga melakukan kesalahan (setiap saat!) sama
seperti semua orang di dunia ini; kehidupan saya berubah. Saya menjadi lebih
percaya diri, berani mengambil
risiko, dan yang paling penting, saya berhenti merasa khawatir.
Ketika seseorang
menuduh saya melakukan kesalahan, saya biasanya berkata (setidaknya ke diri
saya sendiri), ‘Ya, saya melakukan kesalahan. Saya manusia dan saya tidak
sempurna. Saya pelupa, tidak konsisten, salah waktu. Tapi tahukah anda? Hal itu
normal. Anda diperbolehkan melakukan hal-hal yang saya sebutkan tadi.’ Dan saya
juga ingat bahwa siapapun yang menuduh saya sebenarnya sedang menunjuk diri
mereka sendiri.
Tentu saja, kita harus
melakukan refleksi dan belajar dari kesalahan kita – melakukan kesalahan yang
sama berulang kali bukan merupakan hal yang baik – namun menerima kerapuhan dan
memaafkan diri kita sendiri merupakan poin penting untuk menjadi bahagia dan
sukses. Jika kita terlalu memfokuskan diri pada hal-hal yang bisa mengalihkan
perhatian kita; hal itu sama saja dengan menyia-nyiakan kelebihan yang kita
miliki.
Rasa Takut
”Lakukan hal yang anda
takut untuk lakukan dan teruskanlah.. langkah tersebut merupakan cara tercepat
dan terbaik untuk mengalahkan rasa takut.”
Sama seperti
orang-orang pada umumnya, saya merasa takut untuk berbicara di depan umum.
Jantung saya berdetak kencang, mulut saya terasa kering, tangan saya bergetar
dan kulit saya terasa lembab. Saya pikir tidak ada orang yang merasakan
ketakutan yang saya alami ketika saya harus berbicara di depan sekelompok
orang. Saya lebih memilih berhadapan dengan seekor singa yang kelaparan
daripada harus berbicara di depan orang-orang berdurasi 5 menit. Namun saya
tetap harus melakukannya karena merupakan bagian dari pekerjaan saya. Awalnya
memang sangat-sangat tidak mengenakkan, tetapi lama-lama saya menjadi terbiasa.
Saya menceritakan ini
untuk memberikan ilustrasi bahwa rasa takut merupakan sesuatu yang tidak nyata
– rasa takut bisa diatasi. Namun satu-satunya cara untuk mengatasi rasa takut
adalah dengan menghadapinya. Anda bisa menjalani hidup anda dalam rasa takut,
atau mengatasinya.
Kita semua tahu bahwa
akhirnya tidak ada satu pun yang kita lakukan yang benar-benar berarti. Dalam
100 tahun kita akan meninggal dan terkubur. Dalam 1000 tahun tidak ada seorang
pun yang mengingat kita. Dalam 1 juta tahun ras manusia mungkin sudah musnah.
Sehingga kita harus memanfaatkan setiap hari yang ada selama ada waktu! Jangan
biarkan rasa takut menguasai diri anda. Hadapi rasa takut anda; lakukan apa
yang anda takuti dan anda akan mengubah kehidupan anda.
Bermimpi
”Salah satu hal tragis
yang saya ketahui tentang manusia adalah kita cenderung menunda kehidupan. Kita
memimpikan sebuah taman bunga di horison dan melupakan mawar yang mekar di luar
jendela kita hari ini.”
Tanpa mimpi, kehidupan
tidak berarti apa-apa. Merupakan sebuah tragedi ketika kebanyakan dari kita
membiarkan kehidupan menghancurkan impian kita. Ada kalanya kita memimpikan
hal-hal besar dan fantastis – masa tersebut terjadi ketika kita merasa semua
hal mungkin terjadi, ketika kita melihat hal-hal indah yang ada di dunia. Namun
impian harus menuntun kita ke suatu tempat. Impian bisa menjadi penunjuk arah
dan bisa memberikan kesuksesan dan kebahagiaan jika kita mengikuti impian kita
dengan ketekunan.
Namun seringkali kita
menjadi terperangkap ke dalam halusinasi. Hari ini kita mempersiapkan diri
untuk hari esok, dan tindakan-tindakan serta pikiran kita hari ini membentuk
masa depan kita, namun hidup di dalam masa depan itu bukanlah sebuah pilihan
jika kita ingin merasa bahagia. Jika kita terbiasa hidup di taman bunga ajaib
seperti yang diceritakan Dale Carnegie, maka saat kita tiba disana, kita tidak
akan mengenali tempat tersebut dan kita tidak akan menikmati hasil yang kita
raih.
Ketika kita melihat
kembali semua pengalaman yang telah kita alami, kita hanya memiliki diri kita
sendiri untuk diberi ucapan terima kasih, atau
untuk disalahi, atas semua kebahagiaan dan kebebasan yang kita raih. Pada
dasarnya kita hanya memiliki diri kita sendiri. Namun kenyataan tidak selalu
seperti itu – kita bisa belajar dari orang lain yang telah mengalami apa yang
kita lalui dan membiarkan mereka menuntun kita.